Tuesday, May 12, 2009

The Master Apa The Dukun?

Wah...wah...ternyata masyarakat Indonesia lebih suka "black magic" daripada skill murni kecepatan tangan dan mentalis...
Pertunjukan The Master season 2 melahirkan Master baru yang "bisu", sangar, sadis serta tidak berjiwa entertaint, sayang sekali!
Dari awal penyisihan, sudah terasa sekali klo dia "black magic" dan bukan tidak mungkin klo dia jg memakai mantra ditiap aksinya tapi tetap aja menang.... Walaupun duo Master itu selalu berkilah kalau itu trik dan bukan magic...lebbay...

Moto dari acara The Master tersebut adalah "Cari Bintang Tanpa Mantra" tapi yang menang tetap aja yang mempunyai aura mistis yang kental. Dia bole aja sampe final, tapi tidak seharusnya dia yang menang...
Dia sering lupa menyampaikan pesan-pesan klo aksinya berbahaya, dia juga tidak pernah melarang penonton untuk tidak meniru adegan yang ia lakukan.
Waduh...waduh...itu kan termasuk kode etik tayangan berbahaya di pertelevisian mas, anak kecil juga banyak yang nonton lo...
Sebelum beraksi, ritual apa saja yang telah dilakukan? Jangan bilang klo dah minum darah kelinci...mank underground...
Atau darah...?

Pada The Master seasson 1, pemenangnya juga memiliki aura mistis yang mengerikan tapi aksinya lebih halus dan eksklusif.

Pada The Master sesson 2, muncul kembali black magic yang lebih sadis, lebih mengerikan dari pada sebelumnya. Dengan gaya underground menambah keseramannya... Extrem Magician...

Pada The Master sesson 3, mungkin debus yang lebih mengerikan lagi...

LOOSE CONTROL....!!!

Apa ini yang dicari acara The Master? Mencari Pesulap apa Penyihir? Atau dukun?


Kenapa dia bisa mendapat dukungan dari para voter...?

Who knows?
Mungkin karna dia mempunyai kemampuan black magic, sehingga orang-orang pada menjagokannya. Pasti idolanya Cris Angel...bener g?
Dan yang punya acara (deddy coubuzer) terpaksa memuji karna takut disantet!

Acara The Master bukannya ajang pencari pesulap handal dengan kecepatan tangan dan "tanpa mantra", tapi koq berubah jadi ajang adu kekuatan magic, kayak Harry Potter aja ne... Kontestan yang memiliki keahlian kecepatan tangan dan trik-trik hebat saja sepertinya kurang diminati, padahal aksi mereka cukup spektakuler. Seperti aksi Romedhal dengan permainan kartunya, dia memiliki kecepatan tangan tingkat tinggi yang sanggup mengelabui penonton dan menyajikan atraksi yang sangat menghibur.
Juara The Master season 2 kali ini unsur mistisnya sangat kental, aksinya mengumbar kekuatan mistis tanpa dibarengi seni entertaiment yang dapat ditonton untuk semua umur! Klo bisa, aksinya digabung Mas...jangan sangar mulu...

Aksinya sepertinya tidak layak dipertontonkan di televisi Indonesia. Indonesia bukan negara sadis dan bukan negara yang bebas black magic! Tayangan The Master ditonton oleh semua umur, apalagi tayangan ulangnya tepat di jam keluarga. Kalau produser atau penanggung jawab acaranya tidak cepat bersikap, black magician lainnya akan bermunculan dan akan dengan bebas melakukan aksinya didepan umum serta pertempuran tidak hanya akan terjadi dipanggung saja. Hal itu bisa merusak mental generasi muda kita.

Deddy Coubuzer, Damian dan Romy Rafael juga memiliki kekuatan mistis tapi mereka sanggup menggabungkannya dengan seni etertaiment untuk bertujuan menghibur. Mereka juga mampu membuat penonton santai, tegang, ketawa dan terkagum-kagum di setiap aksinya.

Mereka juga tau etika dan tetap menghormati budaya Indonesia...

The Master merupakan jejang karir pertama bagi para pesulap di Indonesi saat ini. Jejang untuk memasuki dunia entertaiment...
Tapi sepertinya karir untuk The Master 2 cukup sampe di The Master saja, karna aksinya bukan untuk entertaiment Indonesia.

Dipostingkan sebelumnya oleh
lebbay.blogspot.com

About Me

Proactol
Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates